Minggu, 04 April 2010

perusahaan kfc




JAKARTA – Perusahaan makanan pemilik waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC), PT Fast Food Indonesia Tbk, menyiapkan dana 200 miliar rupiah dari kas internal untuk belanja modal (capex) tahun depan. Dana tersebut diperlukan untuk membuka sekitar 30 gerai KFC baru guna mengejar target pertumbuhan pendapatan sekitar 18 persen pada 2010.

Direktur Fast Food Indonesia Justinus Dalimin Juwono mengatakan perseroan berencana membuka sekitar 30 gerai baru KFC yang difokuskan di kota besar di luar Jawa. Untuk itu, perseroan telah menyiapkan belanja modal sekitar 200 miliar rupiah dari kas internal.
“Kinerja tahun ini diperkirakan sesuai target. Dan, tahun depan, kami telah menyiapkan dana 200 miliar rupiah untuk membuka 30 gerai KFC,” katanya, Minggu (6/12).

Dia menjelaskan pembukaan gerai itu perlu dilakukan karena konsumsi masyarakat diperkirakan naik seiring dengan membaiknya perekonomian nasional sehingga pendapatan perseroan tahun depan diharapkan tumbuh 18 persen dibanding 2009.

Untuk meningkatkan jumlah pengunjung, perseroan juga sedang melakukan renovasi sejumlah gerai KFC dan memperbarui formatnya untuk menciptakan kenyamanan pada pengunjung.
Menurut Justinus, perbaikan format gerai KFC perlu dilakukan agar konsumen tetap setia. Pasalnya, saat ini sudah banyak restoran cepat saji dengan sistem waralaba dari negara lain sehingga pihaknya perlu memperbaiki format yang ada agar bisa bersaing.

Perseroan juga akan lebih fokus pada target pasarnya, yakni anak muda, dengan membentuk KFC Music Factory. Melalui program tersebut, KFC akan mengorbitkan sejumlah artis atau band Indie yang potensial.
Terkait dengan kinerja tahun ini, Justinus memperkirakan nilai penjualannya akan mencapai 2,4 triliun rupiah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pencapaian target itu dipicu pembukaan sekitar 30 gerai baru KFC tahun ini.

Kinerja Keuangan
Kepala Riset Asia Financial Network (AFN) Rowena Suryobroto memperkirakan kinerja emiten yang berbisnis makanan tahun ini relatif lebih baik ketimbang sektor lain yang terkena dampak resesi global. Itu disebabkan makanan merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehingga dalam kondisi krisis pun masyarakat tetap makan.
Tahun depan, lanjut dia, emiten makanan juga masih menjadi primadona karena kinerjanya diperkirakan tetap tumbuh. Perseroan sendiri disarankan untuk tetap ekspansif karena permintaan tetap tinggi. gus/E-7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar